Jumat, 21 Oktober 2016

Makalah Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bimbingan dan pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan. Peserta didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama peserta didik.
Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S Ar-Rum : 30).
Dilihat dari segi kedudukannya, peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses pekembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisiten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Dengan demikian, maka agar pendidikan Islam dapat berhasil dengan sebaik-baiknya haruslah menempuh jalan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan fitrah anak didik.
Berkaitan dengan hal di atas, maka peseta didik dalam pendidikan Islam memiliki aspek-aspek penting yang perlu kita kaji dan kembangkan dalam kajian pendidikan. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang pengertian peserta didik dalam pendidikan Islam, kebutuhan-kebutuhan peserta didik, karakteristik peserta didik, dan sifat-sifat serta kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam.



1.2. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud peserta didik ?
2.      Apakah yang dimaksud dengan peserta didik dalam pendidikan Islam?
3.      Apa kebutuhan-kebutuhan peserta didik dalam pendidikan Islam?
4.      Bagaimana karakteristik peserta didik dalam pendidikan Islam?
5.      Bagaimana sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam?

1.3.  Tujuan
1. Menjelaskan Apa yang dimaksud dengan Peserta Didik ?
2. Menjelaskan Apa yang dimaksud dengan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam?
3. Menjelaskan Apa saja kebutuhan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam?
4. Bagaimana karakteristik Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam?



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PESERTA DIDIK
Peserta didik salah satu komponen dalam system pendidikan Islam, Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan cirri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalu jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Syamsul Nizar 1) mendeskripsikan enam kriteria peserta didik
1.      Peserta didik bukanlah miniature orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.
2.      Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.
3.      Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh factor bawaan maupun lingkungan di mana ia berada.
4.      Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani,  unsur jasmani memiliki daya fisik dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu.
5.      Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
B.     HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK
Berkaitan dengan pelayanan sekolah kepada peserta didik, hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu  adalah hak yang diterima oleh peserta didik dan kewajiban dari peserta didik itu sendiri.
Hak peserta didik menurut UU RI No. 20 th 2003:
1.      Mendapat pendidikan agama sesuai agamanya.
2.      Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat& kemampuan.
3.     
1)  Syamsul Nizar, Makalah yang tidak diterbitkan, PPs. 1AIN Imam Bonjol Padang, 1997
 
Mendapat beasiswa bagi yang berprestasi dan orang tuanya tidak mampu membiayai.
4.      Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan yang setara.
5.      Menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak    menyimpang batas waktu yang ditetapkan. 
Adapun Hak dari peserta didik diantaranya :
a.       Peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
b.      Memperoleh pedidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.
c.       Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan.
d.      Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai dengan persyaratan yang berlaku, penerimaan siswa pada sekolah yang dikehendaki.
e.       Pindah sekolah yang sejajar atau yang tingkatnya lebih tinggi sesuai dengan persyaratan penerimaan siswa pada sekolah yang dimasuki.
f.       Memperoleh penerimaan penilaian hasil belajarnya.
g.      Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
h.      Mendapatkan pelayanan khusus apabila menyandang kecacatan.

C.    KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
Banyak kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi oleh pendidik, diantaranya :
1.      Kebutuhan Fisik
Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan yang cepat terutama pada masa pubertas. Kebutuhan biologis, yaitu berupa makan, minum dan istirahat, dimana hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya. Peserta didik remaja lebih banyak porsi makannua dibandingkan anak – anak, dan orang dewasa atau tua. Dengan adanya kebiasaan hidup sehat, bersih dan olah raga secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan dan pertumbuhan tubuh peserta didik menderita penyakit harus di tangani dengan cepat karena kesehatan sangat mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.

2.      Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Sosial yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya, seperti diterima oleh teman – temannya secara wajar. Begitu juga dapat diterima oleh orang lebih tinggi dari dia seperti orang tuanya, guru-gurunya dan pemimpin – pemimpinnya.
Kebutuhan ini perlu dipenuhi agar peserta didik dapat memperoleh posisi dan berprestasi dalam masyarakat.
3.      Kebutuhan Untuk Mendapatkan Status
Peserta didik terutama pada usia remaja membutuhkan suatu yang menjadi dirinya berguna bagi masyarakat. Kebanggaan terhadap diri sendiri,baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun di dalam masyarakat. Peserta didik juga butuh kebanggaan untuk diterima dan dikenal sebagaiindividu yang berarti dalam kelompok teman sebanyaknya, karena penerimaan dan oleh dibanggakan oleh kelompoknya sangat penting artinya bagi peserta didik dalam mencari indentitas diri dan kemandirian.
4.      Kebutuhan Mandiri
Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan – batasan atau aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan dirinya sendiri. Ia ingin bebas dari perlakuan ornag tuanya yang kadang terlalu berlebihan dan terkesan sering mencampuri urusannya yang menurutnya bias diatasi sendiri. Walaupun satu waktu ia masih menginginkan bantuan ornag tua.
5.      Kebutuhan Untuk Berprestasi
Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan kebutuhan  mendapat status  atau penghargaan dan kebutuhan untuk hidup madniri dapat membuat peserta didik giat untuk mengejar prestasi. Dengan demikian kemampuan untuk berprestasi terkadang sangat erat kaitannya dengan perlakuan yang mereka terima baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat.
6.      Kebutuhan Ingin Disayang Dan Dicinta
Rasa ingin disayang dan dicinta merupakan kebutuhan yang esensial, karena dengan terpenuhinya kebutuhan ini akan mempengaruhi  sikap mental peserta didik.
7.      Kebutuhan Untuk Curhat
Kebutuhan untuk curhat terutama remaja dimaksudkan suatu kebutuhan untuk dipahami ide – ide dan permasalahan yang dihadapinya. Peserta didik mengharapkan agar apa yang dialami, dirasakan terutama dalam masa pubertas, dapat didengar, ditanggapi oleh orang lain terutama pendidik.
8.      Kebutuhan Untuk Memiliki Filsafat Hidup
Peserta didik pada usia remaja tertarik untuk  mengetahui tentang kebenaran dan nilai – nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaimana kebahagiaan itu diperoleh.
9.      Kebutuhan Untuk Beragama
Agama dibutuhkan manusia karena manusia memerlukan orientasi dan obyek pengamdian dalam hidupnya. Tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan agama, baik manusia primitive, maupun manusia modern.
D.    DIMENSI – DIMENSI PESERTA DIDIK
Menurut Widodo Supriyono, manusia merupakan makhluk multidimensional yang berbeda dengan makhluk – makhluk lainya. Secara garis besar ia membagi manusia pada dua dimensi yaitu dimensi fisik dan psikis.2)
Zakiah Daradjat, 3) membagi manusia kepada tujuh dimensi pokok yang masing – masingnya dapat dibagi dimensi – dimensi kecil. Ketujuh dimensi tersebut adalah dimensi, akal, agama, akhlak, kejiwaan, rasa keindahan dan social kemasyarakatan. 4) semua dimensi terdapat harus di tumbuh kembangkan melalui pendidik islam.
Ada beberapa bentuk pendidikan untuk mengembangkan dimensi – dimensi tersebut, yaitu :
1.      Dimensi Fisik (Jasmani)
Fisik atau jasmani terdiri atas organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna dibandingkan organism – organism makhluk – makhluk lainnya.
2.      Dimensi Akal
Al-Ishfahami, membagi akal manusia kepada dua macam yaitu :
a.       Alq al-Muthhu : Yaitu akan yang merupakan pancaran dari Allah Sebagai firman fitrah ilahi.
b.     
2)  Widodo Supriyono, Filsafat Manusia dalam Islam, Reformasi Filsafat Pendidikan Islam,
      (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), h. 179-181
3)  Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta Ruhama. H. 168
4)  Maeasudin SIregar, Kosepsi Pendidikan Ibnu Khaladun. Suatu Analisa Fenomenologi.
     (Jogyakarta : Pustaka Pelajar. 1999), h 80.

 
Alq al-Masmu : yaitu akal yang merupakan kemampuan menerima yang dapat dikembangkan oleh manusia.
Sedangkan fungsi akal manusia terbagi kepada enam yaitu :
-          Akal adalah penahan nafsu. Dengan akal manusia dapat mengerti apa yng tidak dikehendaki oleh amanay yang dobebankan kepadanya sebagai kewajiban, dan apa yang dilarang.
-          Akal adalah pengertian dan pemikiran yang berubah – ubah dalam menghadapi sesuatu baik yang tampak jelas maupun yang tidak jelas.
-          Akal adalah petunjuk yang dapat membedakan hidayaj dan  kesehatan
-          Akal adalah kesadaran batin dan pengaturan.
-          Akal adalah pandangan batin yang berdaya tembus melebihi penglihatan mata.
-          Akal adalah daya ingat mengambil dari yang telah lampau untuk masa yang akan dihadapi.
3.      Dimensi Keberagamaan
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan atau disebut homodivinous (makhluk yang percaya adanya Tuhan) atau disebut juga homo religious artinya makhluk yang beragama.5)
Dalam pandangan islam, sejak lahir manusia telah mempunyai jiwa agama, jiwa yang mengakui adanya zat yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Sejak di alam roh, manusia telah mempunyai komitmen bahwa Allah adalah Tuhannya. Pandangan ini bersumber pada firman Allah SWT:
Artinya :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak – anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman : “Bukankah aku ini Tuhanmu ? Mereka menjawab “Betul (engkau Tuhan Kami), kami menjadi saksi (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : “ Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang – orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Allah)’’ (Q.S al-Araf : 17).

 


4.      Dimensi Akhlak
Salah satu dimensi manusia yang sangat diutamakan dalam pendidikan Islam adalah akhlak. Adapun cirri akhlak Islam antara lain : (1) Bersifat menyeluruh (2) Keseimbangan ajaran – ajaran dengan akhlaknya menghargai tabiat manusia yang terdiri dari atas berbagai dimensi memperhatikan seluruh tuntutannya dan kemaslahatan dunia  dan akhirat. (3) Sederhana (4) Realistis (5) Kemudahan (6) Mengikat  kepercaan dengan amal, perkataan dan perbuatan  dan teori dan praktek (7) Tetap dalam dasar-dasar dan perinsip – prinsip akhlak umum.6)
5.      Dimensi Rohani (Kejiwaan)
Dimensi kejiwaan merupakan suatu dimensi yang sangat penting, dan memiliki pengaruh dalam mengendalikan keadaan manusia agar dapat hidup sehat, tenteram dan bahagia. Penciptaan manusia mengalami kesempurnaan setelah Allah meniupkan sebagian ruh ciptaanNya.
6.      Dimensi Seni (keindahan)
Seni adalah eksprsi roh dan daya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan.
Seni adalah bagian dari hidup manusia. Allah telah menganugerahkan kepada manusia berbagai potensi rohani maupun indrawi (mata, telinga, dan lain sebagainya). Seni sebagai salah satu potensi rohani, maka nilai seni dapat diungkapkan oleh perorangan sesuai dengan kecenderungannya, atau oleh sekelompok masyarakat sesuai dengan budayaanya, tanpa  adanya batasan yang ketat kecuali yang digariskan Allah.
Allah telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk bisa merasakan keindahan dan hiasan sekaligus manfaat dari sesuatu tentang penciptaan binatang ternak.
Firman Allah SWT :
Artinya :
“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagaimanya kamu makan” (Al-Nahl : 5 ).
6)  Al-Ghazali dalam Qomarul Hadi, Membangun Insan Seutuhnya. Sebuah Tinjauan
      Antroprogis, (Bandung : Al-Ma’arif 1981, h. 135)
 
 


7.      Dimensi Sosial
Seorang manusia adalah makhluk individual dan secara bersamaan adalah makhluk social. Keserasian antara individu dan masyarakat tidak mempunyai kontradiksi antara tujuan social dan tujuan individu.
Didalam Al – Qur’an dan Hadits ditemukan prisnsip – prinsip tentang pendidikan social.
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya :
“Perumpamaan orang – orang beriman yang saling cinta, tolong menolong, dan kasih saying diantara mereka adalah bagaikan suatu tubuh. Bila salah satu bagian dari tubuh kita itu merasakan kesakitan, maka seluruh tubuh akan merasakannya pula dengan menderita demam, dan tidak dapat tidur”.

E.     ETIKA PESERTA DIDIK
Etika peserta didik merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, al – ghazali merumuskan adalah sebelas kewajiban peserta didik.
1)      Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqaruh kepada Allah  SWT, sehingga dalam kehidupan sehari – hari anak didik dituntut untuk mensucikan jiwanya dan akhlak yang rendah dan watak yang tercela (QS.51: 56, 6 : 163).
2)      Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi (QS.93:4).
3)      Bersikap tawadhu’ (rendah hati) dengan cara meninggalkan kepentingan pribadi untuk kepentingan pendidiknya.
4)      Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dan berbagai aliran.
5)      Mempelajari ilmu – ilmu yang terpuji, baik untuk ukhrawi maupun untuk duniawi.
6)      Belajar dengan bertahap dengan cara memulai pelajaran yang mudah menuju pelajaran yang sukar.
7)      Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian hari beralih pada ilmu yang lainnya,sehingga anak didik memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam.
8)      Mengenal nilai – nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
9)      Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
10)  Mengenal  nilai – nilai pragmatis bagi suatu ilmu penetahuan, yaitu ilmu yang dapat bermanfaat  dalam kehidupan dunia dan akhirat
11)      Anak didik harus tunduk pada nasehat pendidik.7)

























7)  Abd. Muh  dalam Rarnayulis, Psikologi Agama. (Jakarta : Kalam Mulia,2004) h 98
 
 


BAB III
KESIMPULAN

1.      Peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
2.      Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
3.      Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan social, kebutuhan untuk mendapatkan status, kebutuhan mandiri, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan ingin disayangi dan dicintai, kebutuhan untuk curhat, kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup.
4.      Karakteristik peserta didik diantaranya: (a) peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak boleh dilaksanakan dengan orang dewasa, (b) peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu semaksimal mungkin, (c) peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, (d) peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. (e) peserta didik merupakan subjek dan objek pendidikan, (f) peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dalam mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.

5.      Sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam yaitu;  (1) belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT (2) mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi (3) bersikaptawadlu’ (rendah hati) (4) menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.(5) mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji (mahmudah) (6) belajar dengan bertahap (7) belajar ilmu sampai tuntas. (8) mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari. (9) memprioritaskan ilmu diniyah. (10) mengenal nilai-nilai pragmatis (11) peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik.


Daftar Pustaka


Syamsul Nizar, Makalah yang tidak diterbitkan, PPs. 1AIN Imam Bonjol Padang, 1997 
Widodo Supriyono, Filsafat Manusia dalam Islam, Reformasi Filsafat Pendidikan Islam,  (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), h. 179-181
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta Ruhama. H. 168
Maeasudin SIregar, Kosepsi Pendidikan Ibnu Khaladun. Suatu Analisa Fenomenologi.  (Jogyakarta : Pustaka Pelajar. 1999), h 80.
Al-Ghazali dalam Qomarul Hadi, Membangun Insan Seutuhnya. Sebuah Tinjauan  Antroprogis, (Bandung : Al-Ma’arif 1981, h. 135)
Abd. Muh  dalam Rarnayulis, Psikologi Agama. (Jakarta : Kalam Mulia,2004) h 98

Tidak ada komentar:

Posting Komentar